1.Model Waterfall SDLC
jurnal penerapan metode waterfall :
Penerapan Metode Waterfall Pada Sistem Informasi Penjualan Furniture Berbasis Web.
(Journal on Networking and Security – Volume 5 No 4 – Oktober 2016
ISSN : 2302-5700
E – ISSN : 2354-6654)
Penerapan Metode Waterfall Pada Sistem Informasi Penjualan Furniture Berbasis Web.
(Journal on Networking and Security – Volume 5 No 4 – Oktober 2016
ISSN : 2302-5700
E – ISSN : 2354-6654)
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, seiring dengan era perdagangan bebas maka hampir setiap perusahaan ingin mendapatkan segmen pasar yang seluas luasnya. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi internet dan berbagai software di internet yang semakin mudah bagi pengguna. Penerapan internet dalam sejumlah bidang bisnis merupakan strategi jitu dalam menembus pasar global dan mendekatkan kepada para konsumen lokal maupun manca negara melalui internet, seakan – akan perusahaan membuka tempat transaksinya tersebar di berbagai lokasi. Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat dapat mendukung penerapan sistem e-commerce dalam penjualan produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat website ecommerce yang merupakan sarana pemasaran dan penjualan produk melalui internet. Metode yang digunakan penulis adalah dengan metode pengembangan perangkat lunak yang didalamnya mencangkup analisis kebutuhan perangkat lunak, desain, pembuatan kode program, implementasi dan pengujian unit kepada website e-commerce ini. Kesimpulan yang didapatkan bahwa website ecommerce ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP yang dikombinasikan dengan database MySQL. Kelebihan pemesanan produk secara online adalah menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan pemesanan secara langsung datang ke toko, dan pembeli dapat melihat katalog yang dapat langsung dilihat di halaman website ini.
Rangkuman :
Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan dan disebut juga sebagai alur hidup klasik. karena Pengembangan sistem dikerjakan secara terurut mulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung.
Model Waterfall merupakan model yang paling populer diantara model pendekatan yang lain didalam SDLC dan bekerja secara linier dan berurutan. model ini merupakan model yang paling awal terbentuk. Pendekatan ini mengikuti suatu paradigma yang dikenal dengan documentation driver paradigm, harapanya adalah bahwa disetiap proses pengembangan sistem, setiap langkah yang dilakukan akan dikomentasi atau ditulis dalam bentuk spesifikasi dalam laporan yang detil.
Kelemahan yang di alami saat menerapkan metode ini yaitu Resiko yang tinggi karena proses nya terlalu lama, Tidak cocok untuk project yang terlalu complex dan Object Oriented Projects, Tidak cocok untuk project jangka lama dan untuk project yang sedang berjalan, Tidak cocok untuk project yang mudah berganti-ganti model proses.
2.Model Rapid Application Development SDLC
jurnal penerapan metode Rapid Aplication Develovment :
Penerapan Aplikasi Program Penjualan Dan Pembelian Menggunakan Model Rapid Application Development.
(JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 2017, pp. 261~271
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247)
Penerapan Aplikasi Program Penjualan Dan Pembelian Menggunakan Model Rapid Application Development.
(JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 2017, pp. 261~271
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247)
Perkembangan teknologi informasi pada saat ini berkembang dengan cepat dan pesat, yang didukung dengan salah satu sarana yaitu adanya komputer. Tentunya komputer yang telah dilengkapi dengan suatu aplikasi tertentu digunakan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam mengelola data suatu organisasi atau perusahaan sehingga mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai kebutuhan. Hasil observasi yang telah dilakukan, menunjukkan adanya kegiatan penjualan dan pembelian masih menggunakan sistem manual, salah satunya pada toko pakaian. Mulai dari pengolahan data barang, kesulitan pengecekan stok, transaksi pembelian, transaksi penjualan, serta penyimpanan data-data lainnya yang berhubungan dengan semua jenis kegiatan tersebut, sehingga dapat membuat kerugian bagi pemilik toko, kesalahan dalam pencatatan dan kurang akuratnya laporan yang dibuat. Dilihat dari banyaknya transaksi yang dilakukan pada toko pakaian, diperlukan sistem informasi yang lebih cepat dan akurat. Maka dari itu, penulis membuat rancang bangun program yang berbasis komputerisasi menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic.net dan database MySQL, agar informasi dan kegiatan yang terjadi bisa dilakukan dengan cepat dan akurat. Metode yang digunakan dalam membuat rancang bangun program ini menggunakan model Rapid Application Development (RAD). Model RAD ini merupakan adaptasi dari model air terjun versi kecepatan
tinggi untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunaknya. Hasil yang dicapai dari pembahasan tema ini adalah berupa aplikasi program penjualan dan pembelian yang siap pakai. Dalam hal ini, penggunaan aplikasi program merupakan solusi yang terbaik untuk memecahkan permasalahan yang ada, serta dengan penggunaan aplikasi program dapat tercapai suatu kegiatan yang efektif dan efisien dalam menunjang aktifitas, terutama untuk menangani permasalahan penjualan dan pembelian.
tinggi untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunaknya. Hasil yang dicapai dari pembahasan tema ini adalah berupa aplikasi program penjualan dan pembelian yang siap pakai. Dalam hal ini, penggunaan aplikasi program merupakan solusi yang terbaik untuk memecahkan permasalahan yang ada, serta dengan penggunaan aplikasi program dapat tercapai suatu kegiatan yang efektif dan efisien dalam menunjang aktifitas, terutama untuk menangani permasalahan penjualan dan pembelian.
Rangkuman :
Model RAD sebagai salah satu alternatif dari model System Development life Cycle (SDLC), yang pada saat ini banyak yang menggunakannya untuk mengatasi keterlambatan dan permasalahan yang terjadi apabila menggunakan model yang masih bersifat konvensional. Model RAD ini sesuai untuk menghasilkan sistem perangkat lunak dengan kebutuhan mendesak dan waktu yang singkat dalam penyelesainnya. Jika kebutuhan perangkat lunak dipahami dengan baik dan lingkup perangkat lunak dibatasi dengan baik sehingga tim dapat menyelesaikan pembuatan perangkat lunak dengan waktu yang pendek. Model RAD membagi tim pengembang menjadi beberapa tim untuk mengerjakan beberapa komponen masing masing tim pengerjaan dapat dilakukan secara parallel. Model RAD ini sangat mementingkan keterlibatan pengguna dalam proses analisa dan perancangannya, dan dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan secara nyata akan dapat meningkatkan tingkat kepuasan pengguna sistem.
Sebuah sistem yang memiliki tingkat kedinamisan yang tinggi, ketersediaan waktu dang anggaran biaya pengembangan yang terbatas, untuk memenuhi kebutuhan informasi terkini secara cepat dan akurat, dan memerlukan kedekatan interaksi atara personal dengan karakteristik penggunanya, maka lebih tepat mereapkan model Rapid Apllication Development (RAD), hal ini disampaikan oleh Pandey,et al, 2013. Menerapkan model RAD ini, harus mempertimbangkan aspek waktu dan biaya secara seimbang dan lebih sesuai untuk pengembangan sistem informasi yang unggul dalam hal kecepatan, ketepatan dan biaya yang rendah. Hal ini perlu juga melibatkan interaksi dengan pengguna, sehingga nantinya mencapai kepuasan dalam penerapan sistem barunya (Noertjahyana,et al, 2002).
Metode ini memiliki kekurangan yaitu Membutuhkan developer / designer yang berpengalaman, Ketergantungan pada keterampilan model, dan Kompleksitas manajemen, Tidak dapat diterapkan pada proyek yang kecil / murah.
3.Model Prototype SDLC
Jurnal penerapan model prototype SDLC :
penerapan model prototype pada Pembangunan Sistem Informasi Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Universitas Brawijaya.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
(Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3538-3544
e-ISSN: 2548-964X)
penerapan model prototype pada Pembangunan Sistem Informasi Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Universitas Brawijaya.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
(Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3538-3544
e-ISSN: 2548-964X)
Jabatan fungsional dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri. Fungsi kenaikan jabatan fungsional dosen sangat penting bagi akreditasi perguruan tinggi tempat dosen bernaung. Tetapi, proses kenaikan jabatan fungsional dosen memiliki sejumlah permasalahan yang ditemui dalam prosesnya, yaitu dosen tidak memiliki insiatif sendiri untuk melakukan pengajuan kenaikan jabatan fungsional dan pegawai administrasi kepegawaian kewalahan dalam menghitung nilai angka kredit. Solusi dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan sistem informasi kenaikan jabatan fungsional dosen . Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode SDLC Prototyping yang meliputi identifikasi kebutuhan pemakai. pembuatan prototype, pengujian prototype, perbaikan prototype, dan pengembangan versi produksi yang diharapkan dapat membantu dalam perancangan sistem ini. Hasil dari penelitian ini adalah dalam penerapan sistem untuk mengatasi masalah perhitungan angka kredit, menghasilkan pengurangan waktu proses menjadi 5-10 menit, dan penerapan sistem untuk mengatasi masalah kurangnya inisiatif dosen menghasilkan pemberian notifikasi secara otomatis.Hasil dari pengujian blackbox diperoleh hasil pengujian dengan nilai 100% valid dari 17 butir uji, serta hasil pengujian compatibility adalah sistem dapat berjalan dengan baik pada 9 jenis peramban.
Rangkuman :
Model prototyping merupakan proses iterative dalam pengembangan sistem dimana kebutuhan/requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working sistem) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis (Al fatta, 2007). Menurut Ogedebep dan Jacob B (2012), prototype memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna dengan cara memperkenankan pengguna untuk berinteraksi dengan prototype.
Prototyping digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai ataupun sistem serta memungkinkan client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum implementasikan oleh developer selama perancangan produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar